Desa Lengkong adalah desa di Kecamatan Garawangi Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat. Desa ini merupakan desa tertua di Kabupaten Kuningan, terbukti dengan makam-makam keramat di desa ini yang bisa ditaksir berusia ratusan tahun. Banyak sumber yang mengatakan bahwa dulu desa ini merupakan bekas Kerajaan Kuningan. Desa ini juga dulunya merupakan wilayah terbesar di Kabupaten Kuningan, hampir seluruh wilayah Kuningan, itu termasuk wilayah Lengkong. Dulu nama desa ini bukanlah Lengkong, melainkan “Langgeng Kamulyan”. Nama Langgeng Kamulyan bertahan hingga sekitar tahun 1930-an. Entah karena apa, banyak anak-anak desa ini yang menyebut nama desanya dengan nama Lengkong, meskipun itu bukan singkatan dari Langgeng Kamulyan, tapi anak-anak jaman dulu menyebutnya singkatan dari Langgeng Kamulyan, menurut mereka biar gampang mengucapkannya. Bukti bahwa nama Lengkong dulunya Langgeng Kamulyan ialah lapang sepak bola desa ini. Nama lapang sepak bola desa Lengkong masih menggunakan nama sebutan dulu yaitu Stadion Langgeng Kamulyan. Banyak syeh-syeh, ulama-ulama dan kiai-kiai yang muncul dan lahir dari desa ini, sampai mengundang ribuan santri dari berbagai wilayah Kuningan, bahkan banyak juga yang datang untuk menuntut ilmu di desa Lengkong ini dari luar Kuningan dan bahkan dari luar Pulau Jawa. Diantara ulama-ulama yang lahir di desa Lengkong ini antara lain : Syeh Panembahan Daqo, Syeh Muhibbat, Syeh Paki Tolab, Eyang Hasan Maolani, Kiai Ori, Mbah Padang, Kiai Ending Jahidi, Kiai Haji Uci Syarifuddin dan masih banyak lagi ulama-ulama yang berasal dari Lengkong. Sampai suatu ketika (sekitar tahun 1990), pemerintah kabupaten Kuningan menjuluki desa ini sebagai “Kota Santri”. Sekitar tahun 1940-an, banyak desa yang memisahkan diri dari wilayah Langgeng Kamulyan dengan berbagai macam alasan. Terakhir yang memisahkan diri dari wilayah Langgeng Kamulyan ialah Desa Karangtawang dan disusul oleh desa Tembong Jaya. Desa ini juga pernah mempunyai predikat desa anarkis se-kabupaten Kuningan, dengan puluhan kali desa ini terlibat tawuran dengan desa lain, bahkan di dalam desa ini juga banyak kasus tawuran antar blok dan dusun. Tidak heran sampai sekarang, seluruh desa di kabupaten Kuningan takut sama yang namanya desa Lengkong. Saking anarkisnya, desa ini terkenal juga sampai luar Kuningan, sampai
Minggu, 09 Mei 2010
SEKILAS MENGENAI DESA LENGKONG
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
saya adalah seseorang yang telah menamakan lapangan sepak bola desa lengkong dengan nama STADION LANGGENG KAMULYAN,,dan terus terang desa kami sekarang telah menjadi desa yang anak2 mudanya baik dan telah berbaur dengan desa desa lain di kabupaten kuningan... karna saya telah menanamkan pada diri anak muda di esa kami dengan berpedoman pada sebuah tema SAMBUNG KATA SATU RASA
BalasHapussalam bahagia bagi kedua orang tua dan juga saudara saudariku di lengkong... saya benar benar telah merasa bahwa saya selain anak dari keluarga yang berada di desa lengkong telah juga merasa bagian dari perubahan desa lengkong di era 200an.. yang telah mencoba menjadikan desa lengkong sebagai contoh karna anak anak lengkong telah dapat menjadi bagian dari anak2 muda dari selain desa lengkong karenanya lengkong kini telah menjadi kepentingan bagi berbagai hal yang tentu sipat akan saling menguntungkan bagi semuanya.. banyak sisi fositif juga di desa kami yang diantaranya bahwa di desa kami banyak sekali bibit2 pemuda yang identik dengan musik dan juga olah raga terutama bidang sepak bola..
BalasHapusSalam GRL sebagai pemersatu organisasi pemuda se desa Lengkong..puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT,hinga saat ini saya masih bisa merasakan nikmatnya udara dan indahnya suasana desa tempat kelahiran saya..Semoga lengkong terus jaya dan tetap dengan kharismanya yang disegani oleh berbagai kalangan..
BalasHapus